BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara masalah pendidikan seakan tidak habis-habisnya sampai manusia itu sendiri lenyap dari permukaan bumi alias mati, karena manusia wajib menjalani pendidikannya sejak dia dilahirkan sampai dia masuk liang lahad, jasadnya larut ditelan bumi, dan rohnya kembali kepada sang pencipta yaitu Allah SWT.


Proses pendidikan terhadap manusia terjadi pertama kali ketika Allah SWT selesai menciptakan Adam Alaihissalam, lalu Allah SWT mengumpulkan tiga golongan mahluk yang diciptakan-Nya untuk diadakan Proses Belajar Mengajar. Tiga golongan mahluk ciptaan Allah dimaksud yaitu Jin, Malaikat, dan Manusia (Adam Alaihissalam) sebagai "mahasiswa" nya, sedangkan Allah SWT bertindak sebagai "Maha Guru" nya. Setelah selesai Proses Belajar Mengajar maka Allah SWT mengadakan evaluasi kepada seluruh mahasiswa ( jin, malaikat, dan manusia) dengan cara bertanya dan menyuruh menjelaskan seluruh materi pelajaran yang diberikan, dan ternyata Adam lah (dari golongan manusia) yang berhasil menjadi juara dalam ujian tersebut.
Kejadian di atas diabadikan Allah SWT dalam firman-Nya QS.2 (Al-Baqoroh): 30 - 33 sebagai berikut :

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: 'sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang kholifah dimuka bumi', Mereka berkata: 'Mengapa Engkau hendak menjadikan kholifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kam,I senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?' Tuhan berfirman: 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui'."

"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Mlaikt lalu berfirman: 'Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!"

"Mereka menjawab: 'Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengatahui lagi Maha Bijaksana."


"Allah berfirman :

'Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini!' Maka setelah diberitahukannya kepada mereka benda-benda itu, Allah berfirman: 'Bukankah sudah Ku katakana kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?".

Allah Swt berfirman dalam Alquran yang artinya : Allah tidak akan merubah suatu bangsa sehingga mereka sendiri merubah apa yang ada dalam dirinya. Termasuk yang ada di dalam diri manusia adalah hati, fakir, rasa, dan raga. Maka tepat sekali untuk merespon firman Allah di atas, Pemerintah bersama-sama DPR mengamandemen UUD 1945 pada tahun 2000 yaitu bahwa pendidikan adalah hak asasi manusia, dan pada amandemen tahun 2002 terhadap UUD 1945 disebutkan bahwa, tanggung jawab Negara dalam pendidikan diwujudkan dalam APBN sekurang-kurangnya 20 %.
Menuntukt ilmu merupakan kewajiban dan kebutuhan manusia. Tanpa ilmu manusia akan tersesat dari jalan kebenaran. Tanpa ilmu manusian tidak akan mampu merubah suatu peradaban. Bahkan dirinyapun tidak bisa menjadi lebih baik.
Karena menuntut ilmu merupakan sesuatu yang sangat penting dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim, sangat tepat wahyu pertama turun kepada nabi SAW mengisyaratkan tentang perintah membaca (menuntut ilmu).

Peningkatan mutu pendidikan dirasakan sebagai suatu kebutuhan bangsa yang ingin maju. Dengan keyakinan bahwa pendidikan yang bermutu dapat menunjang pembangunan disegala bidang. Oleh sebab itu perlu adanya pemahaman tentang dasar dan tujuan pendidikan secara mendalam. Apabila kita telah memamahami dasar dan tujuan penulis yakin bahwa kita bisa memajukanpendidikan secara nasional.

Dasar dan tujuan pendidikan merupakan masalah yang fundamental dalam pelaksanaan pendidikan, karena dasar pendidikan itu akan menentukan corak dan isi pendidikan. Tujuan pendidikan itupun akan menentukan kearah mana anak didik akan dibawa. Untuk itu maka kita harus benar benar memahami apa saja dasar pendidikan dan tujuan yang nantinya bisa dicapai.



B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka dapat di rumuskan permasalahan makalah ini yaitu agar kita bisa memahami Kewajiban Belajar mengajar Dan Tujuan Pendidikan secara Umum dan menurut pandangan Islam. Serta bagaiman Subyek Pendidikan Terhadap Islam.




C. Tujuan Makalah

Penulisan makalah ini memiliki tujuan :
1.Untuk memahami Defenisi Pendidikan
2.Untuk memahai Dasar Pendidikan
3.Untuk memahami Tujuan Pendidikan
4.Untuk mengetahui Kewajiban belajar mengajar
5.Serta subyek pendidikan























BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang, dan pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada pencapaian tujuan pembangunan nasional Indonesia.
Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokan sesuai dengan sifat dan kekhususan tujuannya dan program yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan umum, Pendidikan keturunan dan pendidikan lainnya. Serta upaya pembaharuannya meliputi landasan yuridis, Kurikulum dan perangkat penunjangnya, struktur pendidikan dan tenaga kependidikan. Pendidikan memiliki definisi yang sangat luas dan dapat dilihat dari berbagai sudut.
1.Definisi Umum
Pendidikan dapat diartikan sebagai Suatu metode untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik.
2.Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara dan pembuatan mendidik

B. Dasar Pendidikan

Dasar pendidikan adalah pondasi atau landasan yang kokoh bagi setiap masyarakat untuk dapat melakukan perubahan sikap dan tata laku dengan cara berlatih dan belajar dan tidak terbatas pada lingkungan sekolah, sehingga meskipun sudah selesai sekolah akan tetap belajar apa-apa yang tidak ditemui di sekolah. Hal ini lebih penting dikedepankan supaya tidak menjadi masyarakat berpendidikan yang tidak punya dasar pendidikan sehingga tidak mencapai kesempurnaan hidup. Apabila kesempurnaan hidup tidak tercapai berarti pendidikan belum membuahkan hasil yang menggembirakan. Dasar atau landasan pendidikan dapat dilihat dari berbagai segi yaitu :

Pandangan Islam
1.Al-qur’an.
Al-qur’an merupakan pedoman tertinggi yang manjadi petunjuk dan dasar kita hidup di dunia. Dalam Al-qur’an kita bisa menemukan semua permasalahan hidup termasuk pendidikan dan ilmu pengetahuan.

2.Hadist
Hadist merupan pedoman kita setalah Al-qur’an, dengan demikian hadist juga merupakan dasar atau elemen dalam pendidikan.

3.Nilai-nilai Sosial kemasyarakatan yang tidak bertentangan dengan Al-qur’an dan Hadist.

C. Kewajiban Belajar Mengajar
1. Surah Al-alaq 1-5
-اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِى خَلَقَ
- خَلَقَ الإِنسَـنَ مِنْ عَلَقٍ
- اقْرَأْ وَرَبُّكَ الاٌّكْرَمُ
- الَّذِى عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
- عَلَّمَ الإِنسَـنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Kata Iqra’ terambil dari kata kerja kara’a yang pada mulanya berarti menghimpun. Apabila kita merangkai huruf kemudian mengucapkan rangkaian tersebut maka kita sudah menghimpunnya yakni membacanya. Dengan demikinan, realisasi perintah tersebut tidak mengharuskan adanya suatu teks tertulis sebagai objek bacaan, tidak pula harus diucapkan sehingga terdengar oleh orang lain. Karena dalam kamus-kamus ditemukan aneka ragam arti dari kata tersebut. Antara lain: menyampaikan, menela’ah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui ciri-ciri sesuatu dan lain sebagainya.
Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa ketika nabi SAW diperintah untuk membaca Iqra’ oleh malaikat Jibril, Nabi SAW bertanya ma Aqra’ ?tetapi malaikat jibril tidak menjawabnya. Ada yang berpendapat Pertanyaan itu tidak dijawab, karena Allah menghendaki agar beliau dan umatnya membaca apa saja, selama bacaan tersebut Bismi rabbika, dalam arti bermanfaat untuk manusia dan dirinya dunia dan Akhirat. Demikian Allah memberikan ransangan kepada manusia, agar senantiasa mengerahkan segala daya dan upayanya dalam menuntut ilmu.
Syekh “Abdul Halim MAhmud (mantan pemimpin tinggi Al-Azhar Mesir) serbagaimana dikutip Quraish Shihab dia menulis dalam bukunya al-Qur’an Fi Syahr al-Qur’an: “ dengan kalimat iqra’ bismi Rabbika, al-Qur’an tidak hanya sekedar menyuruh membaca, tetapi membaca adalah lambing dari segala apa yang dilakukan oleh manusia, baik yang sifatnya aktif maupun pasif. Kalimat tersebut dalam pengertian dan semangatnya ingin menyatakan “bacalah demi Tuhanmu, bergeraklah demi Tuhanmu, bekerjalah demi Tuhanmu” . demikian juga ketika kita berhenti melakukan aktifitas hendaklah didasari pada Bismi rabbika sehingga akhirnya ayat itu berarti “jadilah seluruh kehidupanmu, Wujudmu, dalam cara dan tujuanmu, kesemuanya demi karena Allah semata”.
Dalam surat Al-alaq Allah mengisyaratkan bahwa dia adalah guru pertama bagi manusia. Dapat kita kutip salah satu ayatnya yang ke 5.
Segala potensi yang dimiliki manusia sebagai jalan untuk mengetahui sesuatu baik berupa isyarat yang jelas (tampak) maupun yang tersembunyi yang hanya mampu ditangkap dengan indra yang abstrak merupakan cara Allah mendidik manusia.
Quruaish Shihab mengatakan, Al-Qur’an sejak dini memadukan usaha dan pertolongan Allah, akal dan kalbu, pikir dan zikir, iman dan ilmu. Akal tanpa qalbu menjadikan manusia seprti setan. Iman tanpa ilmu sama dengan pelita ditangan bayi, sedangkan ilmu tanpa iman bagaikan pelita ditangan pencuri.
Jelaslah prinsip dasar manusia menuntut ilmu (Belajar) tidak luput dari unsur wahyu ilahiyah, maka tidak pantas manusia sebagai penuntut ilmu melepaskan diri dari wahyu Ilahi Sebagai ayat-ayat Qauliyah. Karena petunjuk yang tidak akan ditemui di alam (ayat-ayat kauniyah Allah) hanya dapat ditemukan dalam al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.
2. Qs. Ali-Imran (3): 190-191.




Ayat ini diturunkan untuk menerangi akal dan hati manusia dengan dalil-dalil tentang keesaan Allah dan kekuasaan Allah. Sebagai ikatan dalam sebuah tuntunan yang kuat tentang fakta Science yang dicapai oleh para ahli, melalui obserfasi, eksperimen, dan penyimpulan. Fakta tersebut dapat dijadikan jalan untuk merenungkan kemaha agungan Allah SWT, merenungkan tanda-tanda kebesarannya. Ayat-ayat al-Qur’an yang kita baca hari ini tidak sedikitpun berbeda dengan ayat-ayat al-Qur’an yang dibaca pada zaman Rasullullah SAW dahulu, tetapi tidak pernah berbenturan dengan ilmu pengetahuan (sains) hari ini, dan sampai akhir masa.

D. Tujuan Pendidikan
Surah adz-Dzariyat ayat 56


Paradigma pendidikan dalam Alquran tidak lepas dari tujuan Allah SWT menciptakan manusia itu seindiri, yaitu pendidikan penyerahan diri secara ikhlas kepada sang Kholik yang mengarah pada tercapainya kebahagiaan hidup dunia maupun akhirat, sebagaimna Firman-Nya dalam QS. Adz-Dzariyat: 56 : "Tidak semata-mata kami ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah". Menurut Armai Arief (2007:175) " bahwa tujuan pendidikan dalam Alquran adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok, sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah SWT. dan kholifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang diciptakan Allah".
Pendidikan dalam perspektif Alquran dapat dilihat bagaimana Luqman Al-Hakim memberikan pendidikan yang mendasar kepada putranya, sekaligus memberikan contohnya, juga menunjukkan perbuatannya lewat pengamalan dan sikap mental yang dilakukannya sehari-hari dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Diantara wasiat pendidikan 'monumental' yang dicontohkan Luqman lewat materi billisan dan dilakukannya lewat bilamal terlebih dahulu adalah: Jangan sekali-kali menyekutukan Allah, berbuat baiklah kepada kedua orang tua, jangan mengikuti seruan syirik, ingatlah bahwa manusia itu pasti mati, hendaklah kita tetap merasa diawasi oleh Allah, hendaklah selalu mendirikan sholat, kerjakan selalu yang baik dan tinggalkan perbuatan keji, jangan suka menyombongkan diri, sederhanalah dalam berpergian, dan rendahkanlah suaramu.
Walaupun sederhana materi dan metode yang diajarkan Luqman Al-Hakim kepada putranya termasuk kepada kita semua yang hidup di jaman modern ini, namun betapa cermat dan mendalam filosofi pendidikan serta hikmah yang dimiliki Luqman untuk dapat dipelajari oleh generasi berikutnya sampai akhir jaman.
E. Subyek Pendidikan
بِِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan Nama Allah, Maha Pengasih, Maha Penyayang.
الرَّحْمَنِ
1. Tuhan Yang Maha Pengasih.
عَلَّمَ الْقُرْآنَ
2. Dia mengajarkan Alquran.
خَلَقَ الْإِنسَانَ
3. Dia menciptakan manusia.
عَلَّمَهُ الْبَيَانَ
4. Dia mengajarinya perkataan fasih (bukti yang jelas).
Yang Maha Pengasih (ar-Rahman) adalah salah satu sifat Allah. Setiap sifat adalah ayat, sebuah tanda yang menunjukkan keesaan Allah. Segala sesuatu dalam penciptaan selalu berkaitan dengan-Nya.
Untuk memahami, mengapresiasi, dan menghayati rahmat dari Tuhan Yang Maha Pengasih, manusia telah dianugerahi pengetahuan. Seseorang tidak dapat memahami sesuatu kecuali bila mengalaminya terlebih dahulu. Pengetahuan paling berharga dalam perjalanan hidup adalah pengetahuan Alquran. Hubungan manusia dengan Allah dijalin melalui Alquran, melalui kitab suci, melalui pengetahuan yang memungkinkan manusia melihat rahmat Allah yang serba meliputi. Makna hadis yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad saw. diciptakan sebelum diciptakannya Adam adalah bahwa cahaya jalan kebenaran sudah ada lebih dahulu sebelum Adam. Setelah Alquran, diciptakanlah manusia, Bani Adam. Dengan demikian, pengetahuan— cahaya Islam, cahaya Alquran—sudah ada lebih dahulu sebelum Allah menciptakan manusia (khalaqa al-insan).
Allah Yang Maha Pencipta benar-benar sangat mengetahui apa yang akan diciptakan-Nya. Makhluk paling mulia adalah wujud Muhammad, makhluk paling sempurna. Pengetahuan tentang produk akhirnya, makhluk paling mulia, wakil (khalifah) Allah, berada di tangan Zat Yang Maha Mengetahui (al-'Alim). Nur Muhammad sudah ada ketika Adam masih berbentuk air dan tanah liat. Tujuan penciptaan adalah menciptakan manusia sempurna, nabi terakhir, yang tidak ada lagi nabi sesudahnya.
Setiap aspek ciptaan memiliki label Penciptanya. Penciptaan ada di dalam nama-Nya. Dengan ketentuan-Nya, rahmat-Nya dimanifestasikan sebagai pengetahuan tentang Alquran. Kemudian, rahmat-Nya pun menjadi tindakan kreasi—khalaqa al-insan—yang menimbulkan riak lebih besar melalui "bukti." Bayan bermakna bukti nyata yang memancar dari Yang Mahalembut, dengan menembus berbagai manifestasi fisik kasar yang menjadi orientasi persepsi manusia. Inilah pengetahuan tentang kesaksian. Segala sesuatu yang terlihat memberi kesaksian atas penciptanya dan juga ketundukannya kepada ketentuan Yang Maha Pengasih.
Pengetahuan tentang Alquran adalah pengetahuan tentang tauhid atau keesaan Allah. Dalam konteks ini, rahmat juga berarti tauhid Zat Yang Wahid, Yang Mahaesa. Akses kepada-Nya adalah melalui pengetahuan tentang ketentuan-Nya, yakni Kitab Suci. Penciptaan terjadi sesuai dengan ketentuan-Nya. Bayan adalah hasil dari hakikat penciptaan itu.
Manusia mencari bukti untuk segala sesuatu. Ia selalu mencari pengetahuan. Ia berusaha mengetahui berbagai sebab, akibat, dan bukti dari segala sesuatu. Tidak ada sesuatu yang acak; segala sesuatu meninggalkan jejak. Manusia adalah jejak sang Pencipta; manusia adalah bukti (hujjah)-Nya. Segala sesuatu dalam eksistensi-Nya adalah tanda kekuasaan Allah. Jika manusia mengenal dirinya sendiri, maka ia telah mengetahui makna ketuhanan (rububiyyah). "Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya" (man 'arafa nafsahu, faqad 'arafa rabbahu).












BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari Uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa :
1.Pendidikan menurut pandangan islam lebih dominan kepada pembentukan akhlak, akidah dan iman. Sedangkan secara umum pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan pengembangan kemapuan yang dimiliki. Apabila kedua hal ini digabungkan maka hasil dari pendidikan akan sangat maksimal dan menghasilkan peserta didik yang memiliki intelektual dan akhlak yang mulia.
2.Dasar pendidikan menurut islam fokus kepada Al-qur’an dan hadist sedang secara umum dasar pendidikan juga lebih menitik beratkan ke dasar religius.
3.Tujuan Pendidikan baik secara islam dan umum hampir memiliki kesamaan yaitu mendapatkan kesuksesan. Apabila digabungkan maka tujuan pendidikan adalah upaya untuk meraih kesuksesan hidup di dunia dan akherat.
4. Menuntukt ilmu merupakan kewajiban dan kebutuhan manusia. Tanpa ilmu manusia akan tersesat dari jalan kebenaran. Tanpa ilmu manusian tidak akan mampu merubah suatu peradaban
B. Saran
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Untuk mendapatkan pendidikan yang baik maka perlu adanya pemahaman terhadap Kewajiban belajar mengajar dan tujuan pendidikan secara mendalam baik secara islam maupun secara umum. .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar